Welcome To My World

Life is about limited chance....that will never come twice

Senin, 05 September 2011

SELAWAT BADARIAH DAN QASIDAH ISTIGHFAR [HQ]

SELAWAT BADARIAH DAN QASIDAH ISTIGHFAR

Astaghfirullah Robbal Baroyaa
Ku memohon ampun daripada Allah, Tuhan (Robb) sekelian makhluk

Astaghfirullah Minal Khothooya (2x)
Ku mohon keampunan daripada Allah dari segala kesalahan

Robbiy Zidniy 'ilman Naafi'aa
Wahai Tuhan, tambahkan daku ilmu yang bermanafaat

Wawaffiqlii 'amalan Maqbuulan
Dan terimalah sesempurna amalanku

Wawahablii Rizqon Waasi'aa
Dan berikan daku rezeki yang luas

Watub 'alayya Taubatan Nashuuha
Dan kurniakan kami sebaik2 taubat

Watub 'alayya Taubatan Nashuuha
Dan kurniakan kami sebaik2 taubat


Astaghfirullah Robbal Baroyaa
Ku memohon ampun daripada Allah, Tuhan (Robb) sekelian makhluk

Astaghfirullah Minal Khothooya (2x)
Ku mohon keampunan dari segala kesalahan


__________________

Doa berbentuk syair ini disusun oleh Syeikh Syarifuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al Bushairi
yang hidup pada abad ke-7 H. Beliau adalah seorang ulama Tarekat Syadziliyah bermahzab Syafie,
murid kepada Abdul Abas Mursyi.

Syair ini disusun ketika beliau yang jatuh sakit hingga lumpuh. Beliau bermimpi berjumpa Rasulullah SAW dan Rasulullah sendiri yang melengkapi syair yang sedang disusun itu.

Al Burdah’ bererti: Jubah Kebesaran Rasulullah S.A.W dan ada yang mengatakannya sebagai Selendang yang selalu dibawa oleh Baginda.

____________________

Hadith yang menyebut para sahabat yang membaca doa yang direka oleh mereka sendiri itu ada

حدثنا يعقوب بن إسحاق بن الزبير ، ثنا عبد الله بن محمد أبو عبد الرحمن الأذرمي ، نا هشيم ، عن حميد ، عن أنس ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مر بأعرابي وهو يدعو في صلاته ، وهو يقول : يا من لا تراه العيون ، ولا تخالطه الظنون ، ولا يصفه الواصفون ، ولا تغيره الحوادث ، ولا يخشى الدوائر ، يعلم مثاقيل الجبال ، ومكاييل البحار ، وعدد قطر الأمطار ، وعدد ورق الأشجار ، وعدد ما أظلم عليه الليل ، وأشرق عليه النهار ، لا تواري منه سماء سماء ، ولا أرض أرضا ، ولا بحر ما في قعره ، ولا جبل ما في وعره ، اجعل خير عمري آخره ، وخير عملي خواتمه ، وخير أيامى يوم ألقاك فيه ، فوكل رسول الله صلى الله عليه وسلم بالأعرابي رجلا ، فقال : « إذا صلى فائتني به » فلما صلى أتاه ، وقد كان أهدي لرسول الله صلى الله عليه وسلم ذهب من بعض المعادن ، فلما أتاه الأعرابي وهب له الذهب ، وقال : « ممن أنت يا أعرابي ؟ » قال : من بني عامر بن صعصعة يا رسول الله قال : « هل تدري لم وهبت لك الذهب ؟ » قال : للرحم بيننا وبينك يا رسول الله ، فقال : « إن للرحم حقا ، ولكن وهبت لك الذهب لحسن ثنائك على الله عز وجل »

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath dengan sanad yang baik (9448); al-Hafidz al-Haitsami berkata di dalam kitab Majma’ al-Zawaid bahwa perawinya adalah perawi yang sahih, kecuali Abdullah bin Muhammad Abi Abd al-Rahman al-Adzrami yang ama ia berderajat tsiqah. (10/242).

Dengan hadis ini, ia menujukkan bolehnya berdoa dengan doa yang belum pernah diajarkan Nabi SAW. Dalam hadis tersebut, nabi tidak menegur pun A’rabi yang berdoa dengan susunannya sendiri.

Ada lagi yang dilakukan oleh Abdullah bin Abbas:

عن ابن عباس رضي الله عنه أنه كان إذا صلى على النبي صلى الله عليه وسلم قال اللهم تقبل شفاعة محمد الكبرى وارفع درجته العليا وأعطه سؤله في الآخرة والأولى كما آتيت إبرهيم وموسى .

Hadis ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam al-Musnadnya dan Abd al-Razzaq di dalam al-Mushannaf, Ismail al-Qadli di dalam Fadl al-Solat ala al-Nabi (p. 52). Yang menarik Ibn Qayyim juga menceritakannya di dalam kitab Jala’ al-Afham (page 76). Imam al-Hafiz al-Sakhawi berkata di dalam kitab al-Qaul al-Badi’ bahwa sanadnya baik, kuat dan sahih (46).

Hukum Mimpi Bertemu RasuluLlah :

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka seakan-akan dia melihatku pada saat terjaga dan setan tidaklah dapat menyerupaiku.” (HR. Bukhori)

Juga hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka sungguh dia telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku.” (HR, Tirimidzi, dia berkata ini adalah hadits hasan shahih)

Al Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan bahwa makna dari “Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka sungguh dia telah melihatku” adalah barangsiapa yang melihatku disaat mimpi maka sungguh dia telah melihatku yang sebenarnya dengan sempurna tanpa adanya keraguan dan kesangsian terhadap apa yang dilihatnya bahkan dia adalah mimpi yang sempurna. Hal ini dikuatkan oleh dua buah hadits dari Abu Qatadah dan Abu Said “maka sungguh dia telah melihat yang sebenarnya” yaitu mimpi yang benar bukan yang batil.

Al Hafizh menambahkan bahwa maksudnya adalah barangsiapa yang melihatku disaat tidur dalam bentuk (rupa) yang bagaimanapun maka hendaklah orang itu bergembira dan mengetahui bahwa dia telah melihat yang sebenarnya dan mimpi itu berasal dari Allah swt dan bukanlah mimpi yang batil karena sesungguhnya setan tidaklah bisa menyerupaiku (Rasulullah saw). (Fathul Bari juz XII hal 453)

Ibnul Baqilani mengatakan bahwa makna “Sungguh dia telah melihatku” adalah mimpi orang itu benar dan bukanlah mimpi kosong atau penyerupaan dari setan. Hal ini dikuatkan dengan riwayat lain “Sungguh dia telah melihat yang sebenarnya” yaitu mimpi yang benar.

Al Qodhi mengatakan bahwa ada kemungkinan sabda Rasulullah saw “sungguh dia telah melihatku” atau “sungguh dia telah melihat yang sebenarnya karena setan tidaklah bisa menyerupai rupaku” maksudnya adalah jika orang itu melihatnya saw dengan sifatnya yang telah dikenal selama hidupnya saw. Akan tetapi jika orang itu melihat dalam bentuk yang sebaliknya maka mimpinya itu adalah ta’wil (yang masih perlu diteliti kebenarannya) bukan mimpi hakekat (sebenarnya), dan apa yang dikatakan oleh al Qodhi ini—menurut Nawawi—adalah lemah. Akan tetapi yang benar adalah bahwa orang itu sungguh telah melihat yang sebenarnya (hakekat) baik dalam sifat yang sudah dikenalnya ataupun selainnya, seperti yang disebutkan oleh al Maziri. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XV hal 36 – 37)

Rujukan : EraMuslim