Jakarta, 15 Agustus 2005
Nomor :
Kepada Yth.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Penanaman Modal Asing VI (PMA)
Jakarta
Hal | : | Keberatan atas SKPLB PPh Badan No. 00073/406/03/059/05 tanggal 30 Mei 2005 |
Dengan hormat,
Merujuk Pasal 25 UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, dengan ini kami:
Nama Wajib Pajak : PT XYZ
NPWP : 01.000.000.0-059.000
Alamat : Jakarta 12150
mengajukan keberatan atas SKPLB Nomor : 00073/406/03/059/05 tanggal 30 Mei 2005 yang menyatakan jumlah lebih bayar sebesar Rp 199.006.584.
Berikut kami uraikan alasan-alasan dan data-data yang menjadi pendukung atas keberatan kami.
A. ALASAN KEBERATAN
I. KOREKSI PEREDARAN USAHA
Pemeriksa melakukan koreksi positif atas peredaran usaha sebesar Rp 1.110.641.397 dengan menggunakan metode pengujian arus piutang sebagai berikut:
Saldo Akhir Catering Debtors
|
Rp
|
8,340,451,846
|
Ditambah; Pelunasan Catering Debtors
|
Rp
|
42,325,883,952
|
Rp
|
50,666,335,798
| |
Dikurangi; Saldo Awal Catering Debtors
|
Rp
|
11,724,182,899
|
Penjualan Kredit termasuk PPN
|
Rp
|
38,942,152,899
|
Ditambah; Penjualan Tunai termasuk PPN
|
Rp
|
6,783,253,096
|
Total Penjualan
|
Rp
|
45,725,405,995
|
Saldo Akhir Unbilled Debtors
|
Rp
|
3,188,852,199
|
Saldo Awal Unbilled Debtors
|
Rp
|
3,008,167,836
|
Saldo Penjualan termasuk PPN
|
Rp
|
45,906,090,358
|
Dikurangi; PPN
|
Rp
|
1,931,191,549
|
Penjualan tidak termasuk PPN
|
Rp
|
43,974,898,809
|
Ditambah; Rugi Selisih Kurs
|
Rp
|
623,055,683
|
Penjualan Cfm Arus Piutang
|
Rp
|
44,597,954,492
|
Penjualan Cfm SPT
|
Rp
|
43,487,313,095
|
Koreksi Positif
|
Rp
|
1,110,641,397
|
Keberatan :
Kami keberatan atas koreksi peredaran usaha tersebut dengan alasan sebagai berikut:
Dalam memperhitungkan kerugian selisih kurs tahun 2003 sebagai unsur penyesuaian atas saldo akhir piutang usaha per 31 Desember 2003, pihak pemeriksa telah melakukan kesalahan, yakni menggunakan nilai kerugian selisih kurs tahun 2003 sebesar Rp 623,055,683 yang merupakan nilai neto kerugian kurs atas seluruh transaksi perusahaan. Artinya, selisih kurs yang dipakai pemeriksa tersebut tidak hanya berasal dari account piutang usaha, melainkan juga berasal dari account-account non piutang usaha, antara lain; dari kas dan deposito dalam valuta asing. Dengan kata lain, pihak pemeriksa telah memasukkan unsur yang tidak terkait dengan piutang usaha dalam analisisnya. Seharusnya, selisih kurs yang digunakan untuk menyesuaikan saldo akhir piutang usaha (catering debtor dan unbilled debtor) per 31 Desember 2003 hanyalah selisih kurs yang timbul dari account piutang usaha (catering debtor dan unbilled debtor), yakni rugi selisih kurs sebesar Rp 528.858.570 (rincian lihat lampiran 2A).
Disamping itu, pemeriksa juga belum memperhitungkan selisih kurs yang timbul dari account piutang usaha pada tahun lalu (2002) sebagai unsure penyesuaian atas saldo awal piutang usaha. Berdasarkan data general ledger kami, besarnya selisih kurs yang timbul dari account piutang usaha ((catering debtor dan unbilled debtor) tahun 2002 adalah Rp 1.029.434.116(rincian lihat lampiran 2B).
Dengan demikian, pengujian arus piutang usaha tersebut seharusnya sebagai berikut:
Saldo awal piurang usaha :
| ||
Saldo Akhir Catering Debtors
|
8,340,451,846
|
a
|
Saldo Akhir Unbilled Debtors
|
3,188,852,199
|
b
|
Ditambah; Penyesuain kurs tahun 2003 (Rugi)
|
528.858.570
|
c
|
12,058,162,615
|
d = a+b+c
| |
Ditambah; Pelunasan Catering Debtors
|
42,325,883,952
|
e
|
Dikurangi; Saldo akhir piutang usaha :
| ||
Saldo Awal Catering Debtors
|
11,724,182,899
|
f
|
Saldo Awal Unbilled Debtors
|
3,008,167,836
|
g
|
Ditambah; Penyesuaian kurs tahun 2000 (Rugi)
|
1.029.434.116
|
h
|
15,761,784,851
|
i = f+g+h
| |
Penjualan Kredit termasuk PPN
|
38,622,261,716
|
j =d+e-i
|
Ditambah; Penjualan Tunai termasuk PPN
|
6,783,253,096
|
k
|
Total Penjualan termasuk PPN
|
45,405,514,812
|
l
|
Dikurangi; PPN
|
1,931,191,549
|
m
|
Penjualan Cfm Arus Piutang
|
43,474,323,263
|
n = l-m
|
Penjualan Cfm SPT
|
43,487,313,095
|
o
|
Selisih
|
(12,989,832)
|
p=n-o
|
Berdasarkan perhitungan di atas, tampak jelas bahwa tidak terdapat penjualan (peredaran usaha) yang tidak kami laporkan. Selisih sebesar Rp 12.989.832 tersebut menurut hemat kami sangat tidak material (yakni hanya 0.030% dari total nilai penjualan), sehingga wajar jika dalam analisis diabaikan. Perlu kami tambahkan bahwa selisih tersebut merupakan biaya-biaya administrasi bank yang dibebankan pada penerimaan piutang dimaksud.
Berdasarkan uraian di atas, kami mohon agar koreksi peredaran usaha sebesar Rp 1,110,641,397 dibatalkan seluruhnya.
II. Koreksi Lainnya
……………………………..
B. PERHITUNGAN PAJAK MENURUT WAJIB PAJAK
Berdasarkan alasan keberatan yang kami kemukakan di atas, perhitungan jumlah lebih bayar PPh Badan kami seharusnya sebagai berikut :
Keterangan
|
Cfm Pemeriksa
|
Keberatan
|
Koreksi yang dibatalkan
|
Peredaran usaha
|
44,597,954,492
|
43,487,313,095
|
1,110,641,397
|
Total COGS
|
35,552,907,867
|
35,988,885,915
|
435,978,048
|
Laba Bruto
|
9,045,046,625
|
7,498,427,180
|
1,546,619,445
|
Penghasilan dari luar usaha
|
749,205,632
|
544,314,354
|
204,891,278
|
Biaya dari luar usaha
|
623,646,988
|
623,646,988
|
-
|
Total Pengurang penghasilan Bruto
|
7,187,905,704
|
7,436,613,240
|
248,707,536
|
Penghasilan Netto
|
1,963,864,408
|
(36,353,851)
|
2,000,218,259
|
Penghasilan Kena pajak
|
1,963,864,407
|
(36,353,852)
|
2,000,218,259
|
PPh Terutang
|
571,659,200
|
-
|
571.659.200
|
Kredit pajak
|
770,665,784
|
770,665,784
|
-
|
Lebih Bayar
|
(199,006,584)
|
(770,665,784)
|
571,659,200
|
C. LAMPIRAN
1. Copy SKPLB PPh Badan No. 00073/406/03/059/05 tanggal 30 Mei 2005
2. Rincian selisih kurs Unbilled Debtor dan Catering Debtor :
a. Tahun 2003
b. Tahun 2002
3. Surat pengantar medical check up
4. Laporan pemusnahan barang.
5. Copy foto kendaraan Ford Ranger
6. Copy perjanjian sewa-menyewa.
7. Rincian aktiva yag tidak dikapitalisir
8. Sample biaya asuransi.
Demikian keberatan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar